7 Januari 2020 | Kegiatan Statistik
“Dunia dalam genggaman”. Istilah yang
tak asing terdengar di abad teknologi saat ini. Bagaimana tidak, dunia
dibanjiri dan dimanjakan oleh melimpahnya informasi melalui sentuhan
jari.
Teknologi informasi digital sangat mempengaruhi pola hidup
dan pola pikir masyarakat saat ini. Internet sudah menjadi kebutuhan
yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.
Saat ini gadget
bukan lagi barang mewah. Banyak gawai berspesifikasi canggih dilengkapi
berbagai fitur dan layanan disajikan dengan harga terjangkau. Provider
internet pun berlomba-lomba menawarkan paket internet murah meriah
dengan kecepatan 3G bahkan 4G. Akses internet dapat dilakukan di mana
dan kapan saja, menarik minat masyarakat menggunakannya.
Badan
Pusat Statistik (BPS) menyebutkan dalam kurun waktu lima tahun terakhir,
terdapat peningkatan signifikan persentase masyarakat yang mengakses
internet. Data Survei Sosial Ekonomi Nasional 2018 menjelaskan sebesar
50,92 persen masyarakat di perkotaan dan 26,56 persen di pedesaan yang
berumur lima tahun ke atas mengakses internet selama tiga bulan
terakhir. Pengguna aktif internet sebagian besar adalah generasi
milenial.
Dari Statistik Telekomunikasi Indonesia, BPS
menjelaskan tujuan penggunaan internet penggunaan internet didominasi
penggunaan sosial media dan mendapat informasi atau berita dengan
persentase masing-masing sekitar 79,13 persen dan 65,97 persen.
Sedangkan
tujuan penggunaan internet lainnya untuk hiburan (45,07 persen),
mengerjakan tugas sekolah (25,87 persen), mengirim atau menerima email
(21,10 persen), pembelian atau penjualan barang dan jasa online (10,82
persen), fasilitas finansial (5,08 persen), dan lainnya (12,84 persen).
Dalam
Profil Generasi Milenial 2018, BPS menyebutkan bahwa generasi milenial
mencapai 33,75 persen dari jumlah penduduk keseluruhan. Ini berarti
sumbangan generasi milenial dalam membentuk struktur jumlah penduduk
usia produktif cukup tinggi, dimana dari 67,02 persen penduduk usia
produktif, sekitar 50,36 persennya adalah generasi milenial. Kondisi
ini menunjukkan adanya bonus demografi.
Bonus demografi
merupakan fenomena langka karena hanya akan terjadi satu kali ketika
proporsi penduduk usia produktif berada lebih dari dua pertiga jumlah
penduduk keseluruhan. Indonesia memasuki era bonus demografi yang
terjadi akibat berubahnya struktur umur penduduk, digambarkan dengan
menurunnya rasio perbandingan antara jumlah penduduk nonproduktif (umur
kurang dari 15 tahun dan 65 tahun ke atas) terhadap jumlah penduduk
produktif (usia 15-64 tahun).
Bonus demografi tidak terlepas
dari generasi milenial. Generasi milenial dengan kekuatan sebesar itu
tentu saja memiliki peranan yang sangat besar pada era bonus demografi.
Generasi ini yang akan mencerminkan gambaran bangsa Indonesia apakah
menjadi bangsa yang konsumtif atau produktif. Gambaran bangsa ini di
antaranya dapat terpantau dari aktivitas sensus.
Sensus Penduduk
Tahun
2020 Indonesia akan menyelenggarakan Sensus Penduduk. Sesuai amanat
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 dan rekomendasi Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB), Sensus Penduduk yang ketujuh akan digelar di
Indonesia pada tahun 2020.
Sesuai dengan rekomendasi PBB, Sensus Penduduk 2020 akan menggunakan metode kombinasi (combine method).
Yaitu metode yang memanfaatkan kemajuan teknologi dan
mengombinasikannya dengan data registrasi penduduk sebagai data dasar.
Data registrasi yang digunakan adalah data administrasi kependudukan
dari Direktorat Jendral Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Ditjen
Dukcapil).
Tujuan Sensus Penduduk adalah menyediakan data jumlah, komposisi, distribusi, dan karakteristik penduduk Indonesia menuju satu data kependudukan. Output-nya
nanti akan diperoleh jumlah, komposisi, distribusi, dan karakteristik
penduduk, dan data parameter demografi serta karakteristik penduduk
lainnya untuk keperluan proyeksi penduduk, indikator SDGs, dan sebagai
dasar perencanaan dan evaluasi pembangunan.
Metode pengumpulan datanya mengajak partisipasi masyarakat untuk mengisi kuesioner secara mandiri melalui website (sensus penduduk online)
yang dikenal dengan istilah Computer Assisted Web Interviewing (CAWI).
Kemudian tahapan selanjutnya pemutakhiran dengan wawancara langsung oleh
petugas BPS menggunakan kertas kuesioner istilahnya Pencil and Paper
Interviewing (PAPI) atau menggunakan smartphone istilahnya Computer
Assisted Personal Interviewing (CAPI).
Pada bulan Februari sampai
Maret 2020, masyarakat diharapkan mengisi sensus daring secara mandiri.
Melakukan pemutakhiran data kependudukan dan keluarganya secara online melalui https://sensus.bps.go.id.
Partisipasi langsung masyarakat sangat diharapkan dalam pelaksanaannya.
Dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun. Cukup menggunakan gadget yang terkoneksi jaringan internet. Karena dunia sudah dalam genggaman.
Selanjutnya,
pada bulan Juli 2020 dilaksanakan pencacahan lengkap. Tahapannya
melibatkan ketua RT setempat. Ketua RT akan melakukan pemeriksaan daftar
kependudukan dari hasil sensus online dan data Dukcapil. Kemudian dilakukan verifikasi ke lapangan dan pencacahan lengkap oleh petugas menggunakan CAPI dan PAPI.
Data
yang terkumpul sangat bermanfaat. Salah satu manfaat data hasil Sensus
Penduduk adalah sebagai evaluasi pemerintah dalam pembangunan sumber
daya manusia yang menjadi prioritas utama pada periode kedua tahun
2020-2024. Pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
tahun 2020-2024, salah satu fokus Pemerintah adalah meningkatkan SDM
berkualitas dan berdaya saing. Sehingga slogan “SDM Unggul Indonesia
Maju” dapat terwujud.
Contoh data yang dikumpulkan adalah
mengenai pendidikan. Informasi ini dimanfaatkan untuk membuat
program-program di bidang pendidikan. Sebaran sekolah yang dibutuhkan,
bagaimana meningkatkan partisipasi sekolah dan menekan angka putus
sekolah.
Dari rentang umur yang dikumpulkan dapat diketahui
piramida penduduk Indonesia saat ini seperti apa. Persentase penduduk
usia produktif yang lebih besar dibandingkan rentang usia lainnya
merupakan aset bangsa yang diharapkan mampu membawa bangsa Indonesia
menuju arah pembangunan yang lebih maju dan dinamis.
Generasi
milenial merupakan modal besar untuk mewujudkan kemandirian bangsa.
Generasi milenial diharapkan memiliki potensi dan kemampuan yang lebih
unggul sebagai bekal penggerak roda pembangunan.
Indonesia menghadapi tantangan dalam pelaksanaan sensus seiring
dengan perkembangan masyarakat saat ini. Menyikapi tantangan tersebut,
kaum milenial memiliki kekuatan dan pengaruh besar dalam pelaksanaan
sensus penduduk secara online. Pelaksanaan Sensus Penduduk 2020 menuntut
keaktifan dan kesediaan masyarakat dalam menyukseskannya.
Perlu
peningkatan kesadaran berbagai pihak akan pentingnya data yang
dikumpulkan. Pembangunan tanpa data akan lebih mahal biayanya. Tentunya
data yang baik bagi pembangunan adalah data berkualitas. Di era digital
saat ini, pencapaian data berkualitas perlu terus diupayakan.
Diharapkan generasi milenial yang dekat dengan teknologi gadget dan informasi, dapat menjadi pelopor pelaksanaan sensus online.
Menjadikannya sebagai tren dan populer di setiap aktivitasnya di
media sosial. Dan meneruskan informasi mengenai Sensus Penduduk ini
kepada keluarga, kerabat, lingkungan dan lapisan masyarakat lainnya.
Momen
sepuluh tahun sekali ini jangan sampai terlewatkan. Partisipasi
masyarakat sangat penting untuk menghasilkan data yang akurat. Generasi
milenial, generasi harapan bangsa, mari berpartisipasi. Peran serta kita
bangsa Indonesia akan memberikan kontribusi bagi pembangunan mendatang.
Bersama kita tunjukkan peran dalam pembangunan, sekecil apapun. Mari kita sama-sama menyebar luaskan informasi dan manfaat Sensus Penduduk ini baik di keluarga, masyarakat, maupun lingkungan sosial.
Badan Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik Kota BandungJl. Jend. Gatot Soebroto No. 93 Bandung
Jawa Barat | Telp./Faks. : +62 22 7305091
Mailbox : bps3273@bps.go.id
Tentang Kami